Menjaga Lisan dengan Berkata Kata Yang Baik
Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Innal hamda lillah, nahmaduhu wa nasta'inuhu wanastaghfiruh, wa na'uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyi-aati a'maalinaa. May yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wamay yudhlil falaa haadiya lah, wa asyhadu an laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhuu wa rosuuluh. Allahumma sholli wasallim wabararik a’la sayyidina muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajmain. Amma ba’du
Yang Terhormat Dosen Pengampu mata kuliah ilmu komunikasi yaitu Bapak Dawami, M. Ikom.
Yang saya hormati dan saya banggakan teman teman kelas PAI semester tiga yang hadir pada hari ini
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat yang tidak terukur , mulai dari nikmat kesehatan, nikmat iman dan islam sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk beribadah dan kuliah seperti biasanya.
Sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW dengan bersama-sama kita melafazkan Allahumma shalli a’alaa sayyidina muhammad Wa’ala aali sayyidin muhammad.
Hadirin yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah kisah teladan tentang berkata kata yang baik
Pada suatu hari, seorang perempuan mendatangi Aisyah r.a yang hendak menanyakan sesuatu. Ketika perempuan itu pulang, Aisyah berkata, "Alangkah pendeknya perempuan itu."
Nabi Muhammad Saw yang mendengar perkataan Aisyah segera menegur, "Ya Aisyah, itu adalah ejekan."
Aisyah menjawab, "Aku hanya mengatakan yang benar, ya Rasulullah."
Maka Nabi pun menjawab, "Oleh karena itu, perkataanmu merupakan ejekan. Kalau engkau mengatakan yang tidak benar, maka engkau termasuk orang yang berdusta, yang lebih besar dosanya."
Rasulullah Saw bersabda,
"Barang siapa yang percaya kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam" (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas mengajarkan kita salah satu teladan dari akhlak mulai Rasulullah Saw, yaitu berkata baik atau diam.
Dalam hal perkataan, Rasulullah Saw dikenal sangat berhati-hati terhadap lidahnya dan memperingatkan dengan keras kepada sahabat-sahabatnya untuk menjaga lidah, sebab orang bisa masuk ke neraka karena lidahnya.
Ibnu Mas'ud berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Bahwa kebanyakan dosa anak Adam itu pada lidahnya' (HR Thabrani dan Baihaqi).
Dalam hadist tersebut, Rasulullah mengatakan bahwa dosa ummat islam itu ada pada lidah nya, yang berarti sebagian besar dosa yang kita dapatkan itu dari perkataan kita yang tidak baik, seperti mencela, menceritakan keburukan orang lain, mengatakan perkataan yang menyakiti hati orang lain dan perkataan-perkataan yang tidak baik lainnya yang bisa menjadi dosa dan mudharat-mudharat yang lainnya kepada diri kita sendiri maupun orang lain. Allah SWT juga berfirman dalam Q.S Muhammad ayat 21 yang berbunyi:
طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ
Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). QS Muhammad : 21
Hadirin Rahimakumullah..
Agama islam memandang bahwa menjaga lisan menjadi patokan mengukur tinggi rendahnya keislaman dan keimanan seseorang. Dalam sebuah hadis,
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Muslim no 41).
Dan, berbicara juga harus pada tempat nya, karena
“Likulli maqaam maqaal, wa likulli maqaal maqaam”,
Yang artinya "Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat"
Jadi, setiap kata yang kita ucapkan perlulah disesuaikan dengan tempat, situasi dan siapa yang kita hadapi. Karena cara berbicara dengan teman tentu berbeda dengan cara berbicara dengan orang dewasaayah-bunda, ustadz-ustadzah.
Dan berkata baik dan benar adalah ciri dari orang beriman, semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin yaa Rabbal 'aalamin.
Dan sebagai ummat islam yang mengaku beriman dan cinta kepada rasul Nya, hendaknya kita harus berusaha meneladani setiap perkatan dan perbuatan beliau, selalu berkata-kata yang baik yang tidak menyakiti hati orang lain, berkata yang jujur, dan berkata-kata dengan lemah lembut dan menyejukkan hati orang yang mendengarkannya.
Maka, marilah kita mengoreksi pribadi kita masing-masing, sudahkahh kita menjaga lidah kita untuk senantiasa berkata-kata yang baik yang menyejukan hati orang yang mendengarkannya, atau terkadang kita masih saja kelepasan berkata-kata yang kurang baik, masih mengatakan kata-kata yang mencela sesuatu dengan dalih bercanda yang bisa melukai hati seseorang yang mendengarkannya, dan jika hal itu sudah terjadi maka kata maaf saja pun tidak bisa menghilangkan bekas lukanya atau bahkan menyebabkan timbulnya perselisihan hingga terputusnya tali silaturahmi diantara kita dan hal hal menjadi dosa lainnya.Maka, berhati hatilah dengan ucapakan kita.
Semoga kita semua dapat menjaga lisan kita, sehingga hablumminallah dan hablumminnnas kita dapat senantiasa terjaga dan kita senantiasa menjadi umat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt yang bisa mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di akhirat kelak, aaamiin ya rabbal alaamiin
Baik, cukup sekian yang saya sampaikan lebih kurang mohon dimaafkan. Saya akhiri wallahumuafiq wala aqwamitthariq wassalamualikum warhamtullahi wabarkatuh
Komentar
Posting Komentar